Sabtu, 31 Juli 2010
Kegiatan Kapolsek Pacet
Upacara pembukaan Kejuaraan Judo Indonesia oleh Kepala Staf AD
Polsek pacet, polsek sukaresmi, dan Polsek cugenang sdg melaksanakan ops cipta kondisi gabungan di pimp cugenang 1
Kapolsek Pacet Menghadiri Peresmian pasar cipanas dilanjutkan dg syukuran dan tausiah
Arus lalin depan istana dan pasar cipanas sampai saat ini Ramlan (ramai lancar)
Rabu, 21 Juli 2010
Selasa, 13 Juli 2010
Rabu, 07 Juli 2010
Talkshow Kapolsek Pacet di Radio di Megaswra Fm
Kamis, 01 Juli 2010
Duka Polisi Tingkat Polsek Usut Pelaku Kriminal Andi Saputra
Kamis, 01/07/2010 18:48 WIB Ultah Polri ke-64 Suka Duka Polisi Tingkat Polsek Usut Pelaku Kriminal Andi Saputra : detikNews detikcom - Jakarta, Bertemu dengan polisi di level Polsek tentu berbeda dengan yang berada di level Mabes Polri. Apalagi perwira tinggi yang mungkin saja bisa memiliki rekening bermiliar-miliar jumlahnya. Prajurit "rendahan," seperti tim buru sergap (buser), tentu punya pengalaman pahit bagaimana mengejar seorang penjahat. "Banyak anggota saya yang berhari-hari meninggalkan keluarganya tanpa kejelasan berapa hari. Nyaris ditembak balik oleh penjahat, tabrakan, itu bagian dari pekerjaan. Tapi tak ada yang tahu," ujar seorang Kapolsek yang enggan disebutkan namanya. Di Polsek, merekalah ujung tombak penumpasan kejahatan. Dari maling sandal hingga maling susu. Dari kecopetan hingga perampokan. "Pernah, seorang ibu mencuri susu untuk jabang bayi yang dikandungnya. Dia mencuri susu di toko waralaba ternama. Saya inisiatif mengganti harga susu Rp 150 ribu, atas alasan kemanusiaan dan membebaskannya. Sayangnya, satpam toko melaporkan kebijakan saya ke Propam Polda Metro Jaya. Saya pun dipanggil," kisah seorang mantan Kapolsek di Jakarta Pusat. "Kalau saya teruskan kasus itu ke pengadilan, bagaimana masyarakat menilai? Bisa-bisa saya disalahkan masyarakat yang katanya tak punya rasa keadilan seperti pada kasus Nenek Minah atau mencuri listrik untuk charger. Serba salah kita," tambahnya. Ada juga seorang anggota polisi yang selama 2 minggu menjadi gembel menggelandang di KRL Jakarta-Bekasi. Targetnya adalah menangkap pembunuh yang melemparkan korban dari kereta api. Selama 2 minggu itu, dia benar-benar menjadi gembel dengan bergaul bersama gembel/gelandangan. Duka penyamaran itu terbayar ketika target tertangkap. "Tapi yang kayak gini, kan masyarakat tak ada yang tahu," kisah anggota tersebut. Kisah-kisah diatas seakan terwakili dalam pernyataan mantan pimpinan KPK, Eri Eriyana Hardapamengkas di Kantor Majalah Tempo, Jalan Proklamasi 71, Jakarta, Kamis (1/7/2010) yang mengingatkan dengan tegas arah perjuangan masyarakat. Di depan puluhan orang dari LSM dan masyarakat dia menegaskan, masih banyak anggota Polri yang punya dedikasi tinggi dan bermoral baik. "Masih banyak anggota Polri yang baik. Yang kita kritik adalah oknumnya," tegas Eri. Di sebuah ruangan sel Polsek, 2 orang pembunuh diamankan. Untuk menangkap keduanya, dibutuhkan waktu hampir satu tahun lamanya. Kapolsek yang telah cukup umur menjelaskan mengapa proses penangkapan lama. Dari masalah hilangnya barang bukti (karena TKP dibakar), hingga masalah logistik. "Total biaya pengungkapan Rp 26,5 juta. Itu untuk memberi uang transport para saksi, biaya pengejaran, biaya uji forensik dan lainnya. Padahal, dari negara cuma dikasih Rp 10 juta. Sisanya? Ya inisiatif anggota dilapangan," katanya beberapa waktu lalu. Tambal sulam logistik menjadi pilihan pahit seorang anggota di lapangan. Lihatlah seorang pencuri sandal di Masjid Istiqlal beberapa waktu lalu. Masyarakat yang mengetahui pun langsung menghajar dan mengeroyok sang pencuri. Setelah nyawanya tinggal setengah, dibawalah ke Polsek. Alhasil, polisi berkewajiban mengobati karena jika sampai mati akan dituduh melanggar HAM. "Lah, biaya berobat dari mana? Tidak ada dalam anggaran," tutur seorang Kapolsek. Belum lagi biaya operasional harian. Dalam 1 hari, kendaraan Patroli Wilayah (Patwal) jenis sedan Ford hanya dijatah Rp 50 ribu atau sekitar 10 liter. Padahal, dengan jarak tempuh patroli sehari mencapai berkilo-kilo meter, tentu tidak cukup. "Apalagi cc-nya besar. Boros. Kalau mengejar penjahat lalu kecelakaan, dengan biaya siapa untuk akan memperbaikinya? " ujar Kapolsek lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)